Sabtu, 31 Oktober 2009

Tips dan Etika Chatting


Chatting adalah suatu feature dalam Internet untuk berkomunikasi langsung sesama pemakai Internet (yang pada waktu bersamaan menggunakan Internet). Chatting bisa berupa teks atau suara (voice chat). Anda mengirim pesan dengan teks atau suara kepada orang lain yang pada saat bersamaan sedang menggunakan internet dengan program chatting, kemudian orang yang dituju membalas pesan Anda dengan teks atau suara, demikian seterusnya.

Etika chatting sebenarnya sudah kita ketahui walaupun tidak disebutkan sacara tertulis, bagaimana kita bisa nyaman dalam berkomunikasi sesama chatter lainnya, itu ada etikanya yaitu :

  1. Harus Sopan, siapa pun partner chatting kita, mengenalnya atau tidak, jangan sampai kita memperlakukan partner chatting dengan tidak sopan, seperti mengetikkan kata-kata porno atau kata-kata yang kasar atau tidak pantas lainnya.
  2. Jangan memaksakan kehendak, apapun alasan partner chatting sehingga dia tidak mau melayani percakapan dengan kita, kita harus menghormatinya dan tidak boleh memaksanya untuk menjawab atau meladeni percakapan kita.
  3. Harus Jujur, usahakan untuk menuliskan sesuatu apa pun dengan jujur (kecuali untuk hal-hal yang menyangkut privasi), karena hal ini akan membuat partner chatting kita percaya dan menghargai kita. Yakinlah bahwa sejelek atau seburuk apa pun, jika kita mengatakannya dengan jujur, orang lain akan menghargai kita dengan baik dan mengangkat topi untuk itu. Yang sering kita jumpai (bahkan saya sendiri) adalah sulit untuk mengatakan apa adanya, seperti umur, status, atau perkerjaan.
  4. Jangan suka mengganggu dan iseng, walaupun partner chatting keliatan online, belum tentu dia mempunyai waktu untuk melakukan chatting dengan kita, siapa tahu dia mempunyai pekerjaan yang memerlukan konsentrasi. Jika demikian, kita tidak boleh mengganggunya atau mengisenginya dengan mengetikkan “BUZZ” terus menerus.
  5. Jangan pernah membawa SARA, karena hal ini sangat sensitive yang dapat memicu perselisihan dan yakinlah hal ini tidak akan memberi manfaat apa-apa bagi kedua belah pihak.
  6. Ucapkan salam, tidak ada buruknya jika ucapan salam diterapkan pada saat chatting yang justru dapat menambah suasana keakraban. Pada setiap perjumpaan kita bisa mengetikkan selamat siang, halo, hi, atau senang bertemu Anda kembali, atau jika ingin mengakirinya, bisa mengetikkan selamat tinggal, bye, atau sampai ketemu lagi.
  7. Jangan menuliskan dengan HURUF BESAR (kapital) karena hal ini mengandung arti teriakan sehingga dapat membuat partner chatting marah atau tersinggung.
  8. Aktifkan status offline, hal ini dapat menjadi alternative jika Anda sedang sibuk dan tidak ingin “diganggu” chatter lain, dan ini sah-sah saja.
  9. Jangan terlalu banyak membuka dialog pada saat yang bersamaan, jika Anda tidak ingin dikatakan tidak serius oleh partner chatting Anda, karena harus melayani banyak dialog dengan yang lain. Selain itu, jika sembari menyelesaikan tugas pekerjaan, maka akan sangat mengganggu kelancaran pekerjaan Anda tersebut.
  10. Jangan lupa minta izin kepada partner chatting, pada saat kita ingin meninggalkan komputer, siapa tahu dia sedang menunggu jawaban dari kita.
  11. Jika Anda salah masuk room dengan tema yang tidak Anda sukai, jangan sekali-sekali membelokkan tema obrolan sesuai keinginan Anda, kecuali Anda sudah mendapat mandat dari chatter lainnya. Atau lebih baik Anda keluar dari room tersebut.
Selain etika chatting yang disebutkan diatas sebaiknya kita harus ketahui juga tips untuk berchatting, yaitu :

  • Gunakanlah nickname yang baik dan sopan.
  • Jangan menggunakan nama asli sebagai nickname Anda.
  • Jangan pernah memberikan alamat dan nomor telepon kepada chatter yang belum Anda kenal sama sekali.
  • Jika Anda menggunakan webcam, jangan sembarangan memberi izin kepada chatter yang tidak Anda kenal.
  • Jika ingin memview webcam dari partner chatter, harus meminta izin dengan baik-baik kepadanya, kalau pun tidak diizinkan Anda harus menghormatinya.
  • Jika harus melakukan copy darat, pastikan Anda tidak sendirian, hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
  • Jangan pernah melayani chatter yang menggunakan kata-kata kasar atau tidak sopan.

Jumat, 30 Oktober 2009

Hanya tinggal di search...

Hari ini sungguh melelahkan, pada saat nya istirahat karena habis pulang kuliah. Sekitar jam 10 malam ada telepon dari teman yang panik karena Laporan Observasi kelompok nya hilang disebabkan kecerobohannya menginstal Sistem Operasi Windows Vista yang berulang-ulang di laptop nya. Karena yang saya gunakan xp 2, tidak beda jauh dengan vista maka saya beri tau dengan langkah yang saya gunakan untuk membuka dokumen yang berbeda administrator lewat telepon.

1. buka explore
2. klik tools pilih folder Options
3. pilih view unchek use simple file sharing (recommanded)
4. pada explore buka documents and settings
5. klik kanan pada folder account sebelumnya dan pilih properties
6. pilih security
7. pada user groups pilih administrator
8. pada full control pilih allow lalu OK

karena dalam masalah ini menggunakan windows vista, maka langkah-langkah tersebut tidak berlaku untuk membuka dokumen pada instalan vista yang sebelumnya. Karena data nya sangat penting dan harus dilihat secara langsung masalah nya maka saya harus pergi dari cileungsi ke sawangan depok jam 11 malam. Setelah sampai saya langsung membuka laptop saya safe mode masuk ke windows saya ikuti langkah-langkah di atas, akhirnya bisa terbuka folder nya tetapi data nya tidak ada, saya buka semua account yang ada tetap tidak ada data yang diinginkan. Sudah hampir pasrah sampai situ, saya lihat tampilan explore nya ada search saya iseng-iseng mencari nama folder data yang hilang tetap tidak ketemu di document and setting saya coba lagi dengan yang lebih luas di drive C, setelah menunggu beberapa detik ada folder yang sama muncul dan memang itu data yang dicari. Akhirnya.....
Setelah itu saya lihat root folder nya ternyata folder nya tersimpan dalam windows.old(windows vista yang pertama di instal).

Hulf.... kesal sekali jauh-jauh ke sawangan hanya menggunakan search......karena tidak terpikir untuk menggunakan aplikasi itu.

Senin, 19 Oktober 2009

SDLC ( System Development Life Cycle )

SDLC adalah metodologi umum dalam siklus pengembangan sistem, dan merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama dengan atau memperbaiki sistem yang sudah ada.
SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :

1. Identifikasi dan seleksi proyek
2. Perencanaan Proyek
3. Analisis
4. Desain
5. Implementasi
6. Pemeliharaan

Dalam perkembangannya SDLC dilengkapi oleh berbagai teknik pengembangan
sistem, yaitu:

Prototyping
prototyping adalah proses pembuatan model sederhana untuk software final yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Jenis-jenis teknik prototyping adalah:
(a) Trowaway Prototyping.
(b) Evolutionary Prototyping.
(c) Incremental Prototyping.

- Keuntungan menggunakan teknik prototyping:
(a) Mengurangi waktu dan biaya.
(b) Meningkatkan keterlibatan pengguna.
(c) Mengurangi kesalahpahaman dan kesalahan interpretasi dengan pengguna.

- Kelemahan menggunakan teknik prototyping:
(a) Analisis kurang.
(b) Biaya untuk membuat prototyping cukup tinggi.

Waterfall

- Keuntungan menggunakan teknik waterfall:
(a) Proses menjadi teratur
(b) Estimasi proses menjadi lebih baik
(c) Jadwal menjadi lebih menentu
- Kelemahan menggunakan teknik waterfall:
(a) Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tengah proses
(b) Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang konsumen
bisa memberikan kebutuhan secara lengkap diawal

Spiral
Teknik spiral mencoba menggabungkan model prototyping dan waterfall. Biasa digunakan untuk proyek besar yang mahal dan rumit. Digunakan oleh militer Amerika untuk mengembangkan program Future Combat Systems.

- Keuntungan menggunakan teknik spiral:
(a) Pengguna dan developer bisa memahami dengan baik software yang
dibangun karena progress dapat diamati dengan baik.
(b) Estimasi menjadi lebih realistik seiring berjalannya proyek karena masalah
ditemukan sesegera mungkin.
(c) Lebih mampu menangani perubahan yang sering terjadi pada software
development.
(d) Software engineers bisa bekerja lebih cepat pada proyek.

- Kelemahan menggunakan teknik spiral:
(a) Membutuhkan waktu yang lama.
(b) Membutuhkan dana yang besar.
(c) Membutuhkan planning jangka panjang yang baik agar program bisa selesai
dengan baik.

V Model
Teknik V model sering disebut sebagai pengembangan dari teknik waterfall. V untuk verifikasi dan validasi dan merupakan model standar yang banyak dipakai di negara-negara Eropa seperti standar untuk proyek pertahanan dan administrasi federal di Jerman.

-Keuntungan menggunakan teknik V model:
(a) Merupakan model pengembangan terstruktur.
(b) Setiap fase dapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail dari fase
sebelumnya.
(c) Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga mengurangi waktu
proyek.

-Kelemahan menggunakan teknik V model adalah dokumentasi harus cukup detail
agar fase selanjutnya dapat berjalan dengan baik.

Formal Method
Teknik formal method adalah teknik yang mengandalkan perhitungan matematika dalam setiap prosesnya. Hanya digunakan pada sistem yang sangat memperhatikan keamanan atau keselamatan dari pengguna. Contoh penggunaan teknik ini adalah aerospace engineering.

- Keuntungan menggunakan teknik formal method adalah meminimalkan resiko dengan adanya perhitungan komputasi.

- Sedangkan kerugiannya adalah:
(a) Biaya Tinggi.
(b) Kompleks
(c) Tidak Umum untuk Proyek Software pada umumnya

Extreme Programming
Merupakan bagian dari metode agile software development.

- Keuntungan menggunakan teknik extreme programming.
(a) Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Klien.
(b) Meningkatkan Komunikasi dan Sifat Saling Menghargai antar Developer.

- Kelemahan menggunakan teknik extreme programming:
(a) Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan selalu
diterima.
(b) Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga
anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga). (McLeod &
Schell, 2004; Willy Sudiarto Raharjo; Martin, 1991)